#BajakJKT merupakan salah satu rangkaian dari seri Nike We Run
2013 yang diadakan di berbagai kota besar dunia. Ajang Nike We Run dimulai dari
Prague, Czech Republic pada tanggal 31 Agustus dan ditutup tanggal 15 Desember
nanti di Jakarta. Yang special selain jadi seri penutup, We Run di Jakarta ini
punya misi besar yaitu membajak Jakarta dengan virus lari. Makanya dikasih nama
#BajakJKT, cukup keren menurutku.
Untuk pemanasan jelang lomba di tanggal 15 Desember nanti,
panitia mengadakan 3 kali sesi training bagi para pendaftar yang beruntung. Sesi
pertama diadakan di Sultan Residence. Tidak cuma sekedar training biasa tapi
ada kejutannya yaitu berlatih dan berlari vertical bersama Allyson Felix. Ahhh…
itu keren banget, Allyson Felix sang ratu lari gawang, peraih medali emas
olimpiade, juara dunia di nomornya. Kalo sama doski sih vertical run setinggi 30
lantai dijabanin dengan iklas deh. Baca keseruan orang-orang yang beruntung
terundang ke sesi training pertama bikin saya harap-harap cemas semoga
terundang untuk sesi training kedua.
Ukuran tubuh mbak Allyson gak beda jauh sama orang Indonesia |
Aha… Ternyata saya mendapatkan SMS undangan untuk sesi
training kedua yang diselenggarakan di Ancol pada minggu (17 November) pagi. Tanpa
buang waktu langsung konfirmasi kesediaan saya untuk hadir. Walaupun di minggu
pagi itu Jakarta diguyur gerimis pengundang tidur, saya dan Riska tetap berangkat
ke Ancol dengan penuh semangat. Jika di training sesi pertama peserta diajak vertical
run, saya membayangkan akan diajak lari diatas pasir macam di film-film
Hollywood.
Setelah menunggu peserta lengkap dan kelar urusan registrasi
ulang. Kami para peserta diajak melakukan stretching dan dynamic warm-up
dibawah pengawasan trainer dari Nike. Gak lama sih cuma sekitar 15 menitan tapi
langsung bikin keringet bercucuran padahal saat itu hawanya adem dengan sedikit
gerimis. Oh ya kita juga dikasih tips cara berlari yang benar, yaitu dengan
menggunakan bola kaki (toes) bukan tumit (heels). Setelah itu kita diajak untuk
berlari interval sejauh 3 km. Agak stress pas denger penjelasan awalnya karena
ngga lari biasa tapi nantinya ditengah-tengah akan ketemu rintangan (ngga tau
namanya, semacam hurdle tapi mini banget) setelah itu masih harus lari dengan
high knee dan 200M sprint. Tapi setelah dilakukan ternyata bener-bener
menyenangkan, tidak sesulit yang saya duga sebelumnya.
Larinya dibagi 5 Kelompok dipimpin oleh seorang trainer.
Awalnya masih berlari dalam kelompok tapi menjelang kilometer satu udah mulai
bubar sesuai pacenya masing-masing. Suasana pagi di Ancol asik juga buat lari,
hawanya masih cukup sejuk dan memberikan
suasana lain bagi saya yang biasanya cuma lari di CFD Sudirman. Rutenya
ngiter-ngiter jalanan dekat pantai Ancol dan selesainya di dermaga Marina
Ancol. Seru banget pas mau finish panitia dan pelari lain yang sudah kelar
ngasih teriakan penyemangat dan hi-five begitu sampe finish. Dan tentu saja
sambutan tersegar datang dari tumpukan pisang dan minuman dingin.
Sebetulnya sampai sini pun kita sudah cukup puas dan bahagia
dengan sesi trainingnya tapi ternyata itu baru pembukaannya. Kejutan training
sesi 2 adalah peserta diajak untuk membajak sebuah pulau…
Ke pulau? wooo...hooo... |
Yak ke pulau naek
kapal keren (semacam Yacht dengan interior mirip bus pariwisata premium) woo..hoo…
Jadi ceritanya kalau di training sesi 1
Bajak Gedung maka di sesi 2 ini adalah Bajak Pulau. Perjalanan ke pulau juga
penuh keriaan. Setiap kali kapal berguncang karena menabrak ombak disambut
dengan jeritan para penumpangnya. Bukan jeritan takut tapi lebih kearah jeritan
antusias. Pulau yang dituju adalah pulau Onrust. Luasnya tidak lebih besar dari
GBK namun cukup rindang dengan pepohonan dan beberapa runtuhan bangunan tua.
Di Onrust peserta diajak melakukan games kelompok saling
merebut “nyawa” lawan. Semacam Zombie Run minus zombienya. Kembali dibagi lima
kelompok, tiap-tiap kelompok pakai vest warna-warni yang belakangnya ditempel
nomor sebagai symbol nyawa. Permainan ini gak jauh-jauh dari lari juga karena
peserta harus berlari untuk menyelamatkan diri maupun mengejar lawan. Bahkan
ada instruktur yang bilang justru pas games begini larinya peserta malah lebih
kenceng daripada pas latihan sprint di Ancol. Yaiyalah mbak, ceritanya juga
dikejer pencabut nyawa, Run For Your Life lah. Memang sih Cuma permainan belaka
tapi panitia sudah siap mengantisipasi jika permainan berubah jadi ajang bunuh-bunuhan
serius dengan membawa tim medis dengan personil lengkap.
Ini sih baru pemanasan, formasi masih rapi belum kocar-kacir |
Kelar game kejer-kejeran, nafas bentar, langsung diajak buat
ngeNTC (Nike Training Club, semacam sirkuit training ala Nike). Ya Tuhan
siksaan macam apa pula ini??? Ngga nyiksa koq, fun malah. Gerakannya cuma yang basic-basic aja, kalo capek ngga ada instruktur
yang mecut juga. Setelah berbagai aktivitas fisik yang membakar banyak kalori panitia
nyediain snack yang cukup sepadan yaitu roti sandwich. Sebelum pulang kembali
ke Jakarta, tentunya ada sesi foto-foto baik bersama maupun sendiri-sendiri. Sayangnya vest kuning kece yang saya gunakan
harus dikembalikan ke panitia lagi.
Acara training sesi 2 ini resmi bubar ketika semua peserta
kembali menginjakan kaki di mainland Jakarta lagi. Semuanya tampak happy. Tadinya
saya pikir hanya sekedar training biasa tapi ternyata malah mendapatkan kejutan
luar biasa yang tak terlupakan. Serunya maksimal, bravo buat penyelenggara
#BajakJKT. Jadi penasaran keseruan apa yang kan terjadi tanggal 15 Desember
nanti. Saat ini saya lagi berharap semoga panitia #BajakJKT khilaf dan kembali
mengundang saya buat ikut training sesi 3 (maruk).Terima kasih Nike Indonesia, Y-Go dan semua pihak yang terkait dengan event #BajakJKT atas pengalaman luar biasa nan keren ini.
*foto diambil dari google dan koleksi pribadi*
Cha geser dikit, palalu nutupin tulisan JKT-nya
|